EDUKASI MENGENAI BULLYING PADA REMAJA DENGAN MEDIA VIDEO ANIMASI

Main Article Content

Ayu Deka Wati

Abstract

World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja sebagai mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa, dengan periode usia antara 10 sampai 19 tahun. Masa remaja merupakan periode penting dalam rentang kehidupan manusia karena pada masa peralihan ini remaja merasakan adanya perubahan yang terjadi pada dirinya sendiri seperti perubahan pada fisik, kognitif, dan sosial emosional. Slavin (2009) mengatakan bahwa remaja mengalami kegoncangan emosi negatif yang disebabkan oleh tekanan-tekanan dan ketegangan dalam mencapai kematangan fisik dan sosial. Remaja yang memiliki konsep diri negatif biasanya cenderung menjadi korban bullying (Usman, 2013). Hal tersebut dikarenakan remaja dengan konsep diri negatif akan cenderung menarik diri dari lingkungannya (SEJIWA, 2008). Seorang remaja diharapkan mampu serta dapat mengontrol perasaan mereka dan mampu untuk mengendalikan serta dapat memahami gejolak emosi sehingga akan tercapai kondisi emosional dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, dengan begitu remaja akan mampu menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dengan baik (Paramitasari & Alfian, 2012). Sasaran kegiatan ini adalah remaja. Program pengabdian masyarakat ini meliputi beberapa tahapan yaitu dimulai dengan menyusun konsep pelaksanaan kegiatan, membuat video animasi, mengupload video animasi ke media sosial, dan membuat laporan kegiatan. Kegiatan ini diharapkan mampu mencegah terjadinya perilaku bullying pada remaja.

Article Details

How to Cite
1.
Wati AD. EDUKASI MENGENAI BULLYING PADA REMAJA DENGAN MEDIA VIDEO ANIMASI. khidmah [Internet]. 2021Oct.21 [cited 2025Nov.4];3(2):349-56. Available from: https://khidmah.ikestmp.ac.id/index.php/khidmah/article/view/357
Section
Articles

References

Argiati, B.H. (2010). “Studi Kasus Perilaku Bullying Pada SMA di Kota Yogyakarta.’’ Jurnal Penelitian BAPPEDA KOTA YOGYAKARTA No.5 April 2010 ISSN 1978-0052. Diakses dari http://www.jogjakota.go.id/app/modules/upload/files/dokperencanaan/14-JURNAL_VOL_5.pdf. Pada tanggal 28 Januari 2019

Arista, Dias Tiara(2015).Hubungan Antara Asertivitas Dengan Perilaku Bullying Pada SMA X dan Y Palembang.

Arya, Lutfi. (2018). Melawan Bullying: Menggagas Kurikulum Anti Bullying di Sekolah. Surabaya: Universitas Hang Tuah Surabaya.

Astuti, Ponny Retno. (2008). Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Menanggulangi Kekerasan Pada Anak. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Brooks, J. (2011). The Process of Parenting. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


Cakrawati, F.(2015).Bullying Siapa Takut ?: Panduan Untuk Mengatasi Bullying. Solo: Tiga Ananda.

Caloroso, B. (2006). Penindasan, Tertindas Penonton : Resep Memutus Rantai Kekerasan Anak Dari Prasekolah Hingga SMU. Jakarta. PT. Ikrar Abadi Mandiri.

Caloroso, B (2007). Stop Bullying (Memutus Rantai Kekerasan Anak Dari Prasekolah Hingga SMU. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta
Djuwita, R. (2007). Bullying: kekerasan terseluung di Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara

Ellisyani, Diti Nanda & Setiawan, Cahaya Kiki. (2016). Regulasi Emosi Pada Korban Bullying di SMA Muhammadiyah 2 Palembang.

Erika, Ayu Kadek dkk.(2017). Bullying Behaviour Of Adolescents Based On Gender, Gang and Family.

Fahrudin, A & Husmiati Y. (2012). Perilaku Bullying : Assesment Multidimensi dan Intervensi Sosial. Jurnal Psikologi.

Fudyartanta, ki.(2013). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hermalinda, dkk. (2017). Pengaruh Latihan Keterampilan Asertif Terhadap Pencegahan Perilaku Bullying Pada siswa SMP 28 Padang. Diakses dari http://repo.unand.ac.id/13499/1/198211022014042001-Laporan%20RDP%20HERMALINDA.pdf pada tanggal 1 November 2019

Hughes, dkk . (2015). Bullying Preventions And Respons : A Guide For Schools.

Karen A. Berthold, John H. Hoover. (2000). Correlates of Bullying and Victimization among Intermediate Students in the Midwestern USA. Diakses dari https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/0143034300211005 pada tanggal 28 Januari 2019

Koura dkk, 2015.Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Bullying Pada Remaja SMK Negeri 1 Manado. (Online)

Koura dkk, (2015).Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Bullying Pada Remaja SMK Negeri 1 Manado. (Online)

Lester., dkk. (2012). Australian Covert Bullying Prevalence Study (ACBPS). Child Health Promotion Research Centre, Edith Cowan University. Perth.

Maghfirah, U & Rahmawati, M.A. (2009).Hubungan Antara Iklim Sekolah Dengan Kecenderungan Perilaku Bullying.Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya. Universitas Islam Indonesia

Mansur, H. (2009). Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Marmi. 2015. Perbedaan Perilaku Terhadap Hubungan Seksual Pranikah Ditinjau Dari Religiusitas. Diakses dari http://etd.library.ums.ac.id/go.php?id=jtptums-gdl-s1-2007-rabiatulad-5614 pada tanggal 29 Januari 2019

Nanda, P.H. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Bullying Pada Remaja. 11.

Ningrum, dkk. (2015). Studi Tentang Perilaku Bullying Di Sekolah Menengah Pertama Se-Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto Serta Penanganan Oleh Guru Bk. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

Notoatmodjo.S. (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurfadli, Ahmad. (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Bullying dengan Perilaku Bullying Pada Remaja.

Nursalam.(2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika

Pramitasari, R., Alfian, I., N (2012). Hubungan antara Kematangan Emosi dengan Kecenderungan Memaafkan Pada Remaja Akhir. Diakses dari http://journal.unair.ac.id/filerPDF/110511131_1v.pdf. Pada tanggal 28 Januari 2019

Rusnoto, dkk, (2017).Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Bullying Pada Anak Sekolah di MTS Yayasan Pendidikan Islam Klambu Kabupaten Grobongan, Kudus.

Rahmadara, B. 2012. Hubungan antara Pola Asuh Orangtua dan Peran-peran dalam Perilaku Bullying pada Siswa Sekolah Dasar. Skripsi

Rakhmat, J. (2007). Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi Dengan Contoh Analistik Statistik. Bandung:Rosdakarya.

Santrock, J.W. (2007). Psikologi Perkembangan. Edisi 11 Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Santrock, J.W. (2009). Psikologi Pendidikan (edisi tiga, jilid 2). Jakarta: Salemba Humanika.

Sejiwa. (2008). Bullying:Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta: PT. Grasindo.

Salsa, W. (2010).Hubungan Antara Pola Asuh Authoritative Orang Tua Dengan Empati Anak Pada Bystander Bullying.Skripsi.Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM

Sari, D.J. (2017).Latar Belakang Remaja Melakukan Bullying. 8.

Sari, Puspita. (2010). Coping Stress Pada Remaja Korban Bullying Di Sekolah X .Jurnal Psikologi Volume 8 Nomor 2

Sarwono, Sarlito W, (2016). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

Simbolon, M. (2013).Perilaku Bullying pada Mahasiswa Berasrama.Jurnal psikologi Volume 39.No. 2. Hal: 233 – 243.

Soedjatmiko dkk, (2013).Gambaran Bullying dan Hubungannya dengan Masalah Emosi dan Perilaku pada Anak Sekolah Dasar.(Online)

Tawalujan, Eunike Aprilia dkk.(2018). Hubungan Bullying Dengan Kepercayaan Diri Pada Remaja di SMP N 10 Manado.E-Journal Keperawatan Vol.6 No.1 Universitas Sam Ratulangi.

Tumon, (2014).studi deskriptif perilaku bullying pada remajavol. 3 no 1.
Usman, I. (2013). Kepribadian, Komunikasi, Kelompok Teman Sebaya, Iklim Sekolah Dan Perilaku Bullying. 12.

Wan, Y. (2012). Cognitive and Emotional Determinants of Delinquent Behaviour. Diakses dari http://ssweb.cityu.edu.hk/download/RS/E-Journal/journal3.pdf. Pada tanggal 28 Januari 2019

Wiyani, A.N.( 2014). School Bullying.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.